
Kampung Berseri Astra, jujur ini pertama kalinya saya mendengar mengenai kampung ini. Dalam benak saya, mungkin letaknya terdapat di pedesaan, tempat yang agak terpencil atau mungkin di daerah yang lumayan jauh dari Makassar. Sepertinya ini yang seringkali terlintas dibenak orang-orang yang mendengar kata “kampung” untuk pertama kalinya.
Tidak seperti nama “kampung” biasanya, Kampung yang satu ini letaknya dekat dengan pusat kota Makassar. Di Rappocini tepatnya, kampung berseri Astra ini telah ada sejak tahun 2016. Lokasinya yang berada di Jalan Rappocini Raya lorong 3 atau bisa juga melalui lorong 5, dari luar mungkin tidak begitu terlihat bagi warga yang lalu lalang dari jalan Rappocini Raya.
Tiba di lokasi, saya dan teman-teman mendapatkan tarian sambutan dan ritual adat dari warga sekitar. Menarik menurutku, apalagi semua warga terlihat begitu ramah dan menyambut kedatangan kami. Terlihat juga para pejabat kelurahan dan perwakilan dari Astra Grup Tbk selaku penyelenggara kegiatan kami.



Kampung berseri Astra ini dipusatkan di Rappocini yang sudah melalui berbagai tahapan dalam pemilihan lokasi. Ada 4 pilar program yang menjadi penilaian dipilihnya Rappocini untuk kawawsan kampung berseri Astra.
Pilar tersebut adalah :
- Lingkungan (bersih)
- Kesehatan (sehat)
- Pendidikan (cerdas)
- Kewirausahaan (produktif)
Tahapan seleksi yang dilakukan ini tidak semata-mata membangun dari awal, tetapi wilayah yang dipilih harus sudah melaksanakan keempat aspek tersebut sebelumnya. Rappocini yang sudah melaksanakan program tersebut akhirnya dipilih melihat selama ini keempat aspek tersebut sudah berjalan dengan baik di Rappocini.
Rappocini sebelumnya sudah menjalankan 4 pilar sasaran tersebut, seperti memiliki bank sampah, pendidikan anak usia dini dan telah melaksanakan program lorong yang gencar dicanangkan oleh walikota Makassar, Danny Pomanto. Selain itu, wilayah Rappocini juga dipilih karena lokasinya yang strategis, mudah diakses dan dekat dengan lokasi Astra Group.

Kampung Burasa, budaya Rappocini sehat dan aman
Kampung Burasa tepatnya nama untuk Kampung Berseri Astra di Rappocini. Lokasinya yang menelusuri lorong-lorong kecil malah membuat tempat ini menjadi terasa begitu lapang dan lega karena didalamnya begitu banyak kegiatan produktif dan edukatif oleh masyarakat sekitar.




Ada sekolah PAUD, Rumah Toga, UKM Rotan, Sanggar seni Rappocini dan Bank Sampah. Kunjungan pertami kami masuk ke dalam sekolah PAUD. Tampak beberapa murid yang sedang belajar ditemani oleh dua orang guru. Kebetulan di luar sekolah menunggu seorang ibu dengan anaknya. Ibu yang tinggal tidak jauh dari sekolah itu mengatakan bahwa sekolah ini mempunyai sekitar 20an murid, semuanya adalah warga sekitar lorong Rappocini.
Beberapa tempat bermain juga terdapat di sekolah ini, walaupun tidak begitu banyak tapi lumayan dapat menampung anak-anak yang ingin bermain sebelum masuk belajar. Di tengah kondisi yang sederhana, mereka bisa menerima pelajaran dan lebih mudah mendapatkan pengawasan orang tua karena lokasinya yang sangat dekat dengan tempat tinggal mereka masing-masing.
Lorong-lorong yang menghubungkan akses antara tempat satu dan yang lainnya terlihat begitu asri dan bersih. Pohon-pohon rindang juga beberapa kali saya temui di sepanjang lorong ini, menurut warga sekitar anak-anak sering nongkrong di bawah pohon untuk sekedar bermain atau membaca buku bersama.


Mural atau lukisan dinding juga sangat menarik dan menghiasi pemandangan sekitar lorong. Disekitar mural terlihat tanaman-tanaman perdu yang asri dan hijau. Melihat cantiknya mural ini, teman-teman langsung tertarik untuk menjadikannya sebagai spot foto. Gambar-gambarnya yang cerah dan berwarna-warni membuat foto jadi terlihat lebih menarik dan instagramable.


Namun setelah menjelajahi lorong-lorong tersebut, ada satu yang paling menarik perhatian saya saat itu yaitu adanya UKM Rotan di Kampung Burasa. UKM Rotan yang letaknya berada di lorong 5 Rappocini ini, dari luar kelihatannya tidak begitu luas. Di temani pak Alex, pria berusia paruh baya, saya sempat sedikit berbincang-bincang dengannya.

“Wah, bagus yah pak rotannya, kuat dan rapi juga”
“Iyah bu, kami bersyukur sekali bisa mendapat bantuan dari Astra untuk mendirikan UKM Rotan ini. Pihak dari Astra Grup memberikan pemodalan dan biaya renovasi untuk tempat ini, bu. ”
“Bapak sudah bisa menghasilkan berapa banyak kerajinan selama ini?”
“Lumayan bu, hasil kerajinan kami sudah bisa dipakai untuk beberapa kafe yang ada di Makassar. Ibu tau Kedai kopi Papa Ong, nahh kerajinan rotan yang dipakai di kafe itu salah satu hasil kerajinan kami bu. Pesanan yang paling sering kami terima juga seperti saat menjelang hari raya, banyak yang memesan parsel. Ada juga keranjang rotan untuk buah-buahan atau keranjang piknik”
“Waahhhh, keren yah pak. Saya tidak menyangka kalau hasil kerajinan bapak sudah banyak bahkan bisa dipakai untuk beberapa kafe di Makassar yah.” Lantas kalau ada pesanan bagaimana pak?”
“Biasanya saat sedang banjir order, saya mengajak anak-anak muda disini bu, jadi mereka yang dulunya mungkin tidak punya pekerjaan bisa membantu dan dapat penghasilan dari kami. Anak-anak lorong Rappocini kan dulunya terkenal dengan… yah begitulah bu, sering tawuran antar lorong”
“Luar biasa pak, mudah-mudahan orderan bapak lancar terus yah jadi semua juga bisa makin sibuk dan produktif. Trus kalau dari segi harga bagaimana pak?”
“Kalau masalah harga, tentunya sebelum masuk ke toko-toko harga yang kami tawarkan lebih murah bu. Belum lagi kalau ada pemesanan dalam jumlah banyak, kami biasa memberikan bonus kepada pelanggan.”
Saya pun masuk menelusuri tempat pembuatan rotan pak Alex, ditengah kesederhanaan saya tidak menyangka begitu banyak kegiatan produktif dan bermanfaat yang bisa dihasilkan di tempat ini. Tampak juga 2 anak muda yang terlihat mengerjakan meja dan kursi rotan. Hasil karyanya terlihat rapi dan kokoh, cat pelapis rotannya juga bersih dan bisa diorder sesuai kemauan kita.
“Bagaimana kalau catnya ingin saya ubah jadi warna tertentu pak?”
“Bisa bu, semua bisa sesuai pesanan pelanggan. Kalau mau ditambah aksesori lainnya juga bisa.”
Senang sekali rasanya mendengar penjelasan pak Alex, tidak heran kalau orderan pak Alex sudah merambah ke kafe-kafe dan toko-toko yang ada di Makassar. Kualitas yang baik dan orderan yang bisa di customize jadi salah satu keistimewaan tersendiri untuk UKM Rotan ini.

Kampung Berseri Astra
Kampung Berseri Astra Rappocini ini telah dijalankan sejak tahun 2016. Selain Kampung Berseri Astra ada juga Desa Berseri Astra yang sebagian besar berada di Pulau Jawa. Menurut perwakilan dari pihak Astra Group, ini merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Astra yang ingin mengembangkan dan membantu masyarakat dalam memberdayakan masyarakat setempat.


Dalam penamaan jalan di sekitar kawasan Kampung Burasa menggunakan nama-nama produk dari Astra. Seperti misalnya Lorong Honda Beat, Lorong Supra, Lorong serasi Auto raya dan nama lorong lainnya. Ini dimaksudkan dengan tujuan untuk memudahkan mengingat nama-nama lorong dalam kampung berseri Astra. Harapan Astra Grup dengan adanya Kampung berseri Astra, semua program yang dijalankan di Rappocini bisa terus berjalan dan bisa dikembangkan di bagian kawasan lainnya.
Hingga tahun 2019 Kampung Berseri Astra telah tersebar di 67 lokasi di 30 provinsi di Indonesia. Melalui program Kampung Berseri Astra ini masyarakat dan perusahaan dapat berkolaborasi untuk mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah Kampung Berseri Astra.
Tentang SATU Indonesia Award
SATU Indonesia Award adalah penghargaan yang diberikan untuk generasi muda yang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar dan lingkungan. Kata SATU Indonesia diambil dari gabungan kata Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia yang berkontribusi dalam bidang kesehatan, lingkungan, pendidikan dan kewirausahaan.

Setelah beberapa tahun diadakan, telah banyak penerima penghargaan untuk kompetisi SATU Indonesia Award. Salah satunya yang berasal dari Jeneponto, Sulawesi Selatan yaitu Ridwan Nojeng. Ridwan Nojeng adalah insiator berdirinya Lembah Hijau Rumbia, objek wisata yang saat ini tengah ramai dikunjungi oleh para wisatawan dari dalam dan luar daerah Sulawesi Selatan. Penerima SATU Indonesia Award tahun 2016 ini mengatakan bahwa Jeneponto yang juga merupakan daerah asalnya, dikenal sebagai wilayah yang sangat gersang dan kering. Dengan tekad yang besar dan kuat, keinginannya untuk menghijaukan daerah Tompobulu, Jeneponto, Sulawesi Selatan pun bisa berbuah manis hingga saat ini.
Desa Wisata Lembah Hijau Rumbia yang diluncurkan tahun 2011 ini menghadirkan nuansa alam khas pedesaan. Menurut teman-teman yang sudah berkunjung di tempat ini, karena penghijauan yang gencar digalakkan di tempat ini menjadikan suasananya begitu sejuk dan asri. Bangunannya sebagian besar menggunakan bambu sehingga dijuluki sebagai kampung bambu. Jadi sangat tertarik untuk mengunjungi objek wisata ini, mudah-mudahan bisa kesampaian :).
#LFAAPA2019MAKASSAR
#KitaSATUIndonesia
#IndonesiaBicaraBaik
Sepertinya saya bakalan ke UKM Rotan untuk belanja. Harganya sangat terjangkau 😀